Tubaba Art Festival Ke-6 Usung Tema Self and Space

TULANGBAWANG BARAT – Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), menggelar Tubaba Art Festival (TAF) yang ke-6. Kali ini gelaran TAF diproyeksikan terwujud secara trilogis, diadakan dari tahun 2022, 2023, dan berakhir di 2024. Dengan mengusung tema utama “SELF & SPACE”.

Festival TAF ke-6 akan dilaksanakan pada 4-6 November 2022, digelar tersebar di berbagai venue, Kota Budaya Uluan Nughik, Tiyuh-tiyuh, Studio Tanoh Nughik, Bioskop Bekas Sinar Jaya, Sesat Agung Bumi Gayo Ragem Sai Mangi Wawai dan Pasar Pulung Kencana.

“Festival ini meneguhkan dua hal yaitu persoalan diri dan ruang, hubungan antara seseorang dan hunian yang saling membentuk dan dibentuk,” kata Direkrut Sekolah Seni Tubaba, sekaligus Direktur TAF ke-6, Semi Ikra Anggara, Selasa (1/11/2022).

Sub tema tahun ini, lanjut dia, yakni “Terrace of Awareness” bahwa pelataran teras, yang dibayangkan sebagai ruang terdepan dari sebuah rumah adalah tempat dimana aktivitas perkenalan/ perjumpaan bermula, maka teras menjadi pilihan untuk memulai festival – sebagai undangan berkunjung, berjumpa dan bercengkrama dalam perayaan kesenian.

Semi menjelaskan, Teras kesadaran adalah upaya Tubaba untuk memperkenalkan segala kesenian yang telah diracik dan dimasak hampir sepanjang tahun di dalam “Rumah Tubaba”. Untuk kemudian disajikan kepada para warga dan tamu festival, yang terbagi menjadi tiga menu utama, pertunjukan, pameran/ pemutaran film dan lokakarya.

Nantinya, ada beberapa karya berupaya membuat terobosan estetika,  karya tari Site Specific akan dipentaskan di pasar ikonik besutan Andra Matin, Pasar Pulung Kencana. Para penari memungut berbagai tanda yang terhampar dari ruang dan fenomena pasar lantas dipresentasikan melalui vocabulari gerak hasil temuan mereka sendiri.

“Teater anak adalah karya yang durasi penciptaan nya paling panjang dalam festival ini, bocah-bocah berusia 6-15 tahun berlatih hampir satu tahun demi mementaskan lakon “Bunian” sebuah lakon pendidikan karakter yang memunculkan watak hantu baik yang mengajarkan respek, sopan santun, solidaritas dan kecintaan terhadap lingkungan,”ujarnya.

Teater ini ramai dengan tarian, musik dan permainan aktor-aktornya yang natural. Sedangkan pameran Seni Rupa Anak, kembali akan memamerkan karya “Perjalanan Karet”, sebuah karya seni rupa lintas media berdasarkan riset kehidupan sehari-hari masyarakat petani karet di Tubaba.

Selain ketiga karya tersebut, masih banyak beberapa penampilan kesenian, workshop dan lokakarya. Di antaranya yakni, pameran keramik di Studio Tanoh Nughik, peluncuran buku antologi puisi-cerpen siswa-siswi Tubaba, pertunjukan musik dari Jogja Kembali, sebuah kelompok musik Hibrida yang digawangi mahasiswa/mahasiswi Tubaba yang sedang menempuh pendidikan seni musik di kota Yogyakarta, pemutaran film karya komunitas, dan beberapa lokakarya. (*/hol/ta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *